Blog ini berisi sirah atau sejarah atau kisah-kisah islam yang mengispirasi, renungang, amalan, serta kesehatan

Friday 29 December 2017

Hari Pertama Umar Bin Abdul Aziz Menjadi Khalifah

Menjadi pemimpin ummat berarti siap memikul amanah yang telah dipercayakan. Menjadi khalifah berarti siap memimpin rakyat dengan adil. Menjadi pemimpin berarti siap mempertanggungkan amanah kepemimpinan itu di hadapan Allah Swt.

Hal itulah yang dirasakan oleh Umar bin Abdul Aziz ketika urusan rakyat itu dibebankan di atas punggungnya. An-Nadhr bin 'Adiy pernah memberikan gambaran sederhana tentang bagaimana Umar bin Abdul Aziz benar-benar menjiwai posisinya sebagai orang nomor satu ketika itu.

"Suatu ketika aku masuk hendak menemui Umar bin Abdul Aziz. Aku melihatnya sedang duduk dengan menekuk kedua lututnya. Ia letakkan kedua siku tangan di atasnya, dan meletakkan dagu di atas kedua telapak tangannya. Seolah-olah sedang memikul beban berat ummat ini.

Begitulah jiwa pemimpin sejati. Dari gayanya saja sudah mengabarkan kesungguhan kerja dan ketulusan niat. Dan gaya ini tidak bisa dibuat-buat. Mungkin saja pemimpin lain bisa membuat-buat seolah-olah dirinya sedang memikirkan urusan rakyat. Tapi barangkali akan dibaca lain oleh orang yang melihatnya. Bukankah dalam hidup ini ada kaidah, "Sesuatu yang berasal dari hati akan sampai ke hati pula"?

Apa yang dilakukan pemimpin revolusioner ini pada hari pertama kepemimpinannya?
Selesai mengubur jenazah khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz keluar dari kuburannya. Beberapa saat kemudian ia mendengar suara ramai di luar makam.
"Suara apa ini?!" tanya Umar bin Abdul Aziz heran.
"Ini adalah suara konvoi pasukan yang akan menjemput khalifah baru, wahai Amirul Mukminin. Mendekatlah untuk menaikinya." jawab salah seorang yang ada di sampingnya saat itu.
"Jauhkan ia dariku! Bawa kesini baghlahku (hasil peranakan (blesteran) antara kuda dengan khimar)"
Didekatkanlah padanya baghlah miliknya dan iapun menaikinya. Lalu datanglah Yasir bin Yadaih, salah seorang pengawal kerajaan, berjalan merunduk dengan membawa belati.
"Kenapa engkau berjalan merunduk kepadaku! Kita semua sama! Aku hanyalah salah seorang dari kaum muslimin!"

Iapun berjalan menuju masjid bersama dengan orang-orang yang hari itu ada di sana. Setelah masuk masjid, ia naik ke atas mimbar di hadapan rakyatnya dan berkata :
"Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya aku telah diuji dengan urusan ini tanpa meminta pendapat dariku sebelumnya, dan akupun tak pernah memintanya, juga tanpa mengajak ummat muslim bermusyawarah di dalamnya. Maka dari itu, aku bebaskan kalian semua dari baiatku. Silahkan kalian memilih (pemimpin) untuk diri kalian!"
Maka semua yang hadir di situ satu suara meneriakkan: "Kami semua memilihmu, wahai Amirul Mukminin!! Kami semua ridha padamu. Pimpinlah kami dengan baik dan berkah!"
Mesjid Umayyah

Ketika suara sudah hening, dan semua orang telah menyatakan keridhaan padanya untuk menjadi khalifah, maka ia mulai khutbahnya dengan memuji Allah Swt dan bershalawat atas Nabi Muhammad Saw, lalu berkata :
"Aku wasiatkan kepada kalian taqwa kepada Allah. Karena taqwa kepada Allah adalah tumpuan segala sesuatu dan tidak ada tumpuan selainnya. Maka beramallah untuk kehidupan akhirat kalian, karena barangsiapa yang beramal untuk akhiratnya niscaya Allah akan mencukupi urusan dunianya. Perbaikilah apapun yang tersembunyi dari niat-niat kalian, karena dengan begitu Allah akan memperbaiki apa-apa yang nampak dari kalian. Perbanyaklah mengingat kematian, dan perbaikilah persiapan kalian sebelum ajal datang, karena hal itu (kematian) adalah penghancur kenikmatan.  Barangsiapa yang tidak mau.Sesungguhnya ummat ini tidaklah berselisih dalam masalah Tuhannya azza wa jalla, juga tidak berselisih dalam hal Nabinya Saw, juga bukan pada kitabnya, tapi ummat ini berselisih dalam urusan Dinar dan Dirham2. Demi Allah, aku tidak akan memberikan kebathilan kepada seseorang, dan tidak pula melarangnya dari kebenaran. Wahai sekalian manusia!! Barangsiapa yang taat pada Allah maka ia wajib ditaati, dan barangsiapa bermaksiat pada Allah maka tidak ada ketaatan padanya. Taatlah kalian kepadaku selama aku taat pada Allah, dan jika aku bermaksiat pada Allah maka kalian tidak wajib mentaatiku!"

Source : Herfi Ghulam Faizi, Lc

No comments:

Post a Comment