Blog ini berisi sirah atau sejarah atau kisah-kisah islam yang mengispirasi, renungang, amalan, serta kesehatan

Saturday 13 January 2018

PENGGALIAN SUMUR ZAMZAM DAN SERBUAN PASUKAN GAJAH

Abdul Muthalib mendapatkan mandat untuk mengelola Baitullah menggantikan Pamannya Muthalib yang telah meninggal. Meski sebelumnya Naufal pamanya Abdul Muthalib sempat merampas kekuasaan, rumah dan harta bendanya usai Muthalib meninggal. Namun, akhirnya Baitullah pun menjadi hak untuk Abdul Muthalib untuk mengelolanya.

Semasa Abdul Muthalib menjadi pengelola Baitullah, sejumalah peristiwa penting terjadi di antaranya :

Penggalian Sumur Zamzam


Suatu hari Abdul Muthalib bermimpi diperintahkan menggali sumur zamzam dan sekaligus menjelaskan letak sumur tersebut. Maka dipatuhinya perintah itu sampai berhasil menemukan sumur yang dimaksud. Ternyata di dalam sumur di temukan peninggalan kabilah Jurhum yang sengaja dipendam di sana saat diusir dari Mekah, berupa sejumlah pedang, baju besi, dan dua ikat emas batangan. Dari beberapa pedang tadi Abdul Muthalib membuat pintu Ka’bah, yang lalu dihias dengan lempengan emas temuannya. Dia memegang hak memberi minum jama’ah haji dengan air zamzam.

Kabah Baitullah mekkah
Ka'bah Baitullah, Mekah
Melihat sumur zamzam ditemukan, suku Quraisy menuntut Abdul Muthalib. “Kami harus mendapat hak untuk mengelolanya”
Abdul Muthalib menolak, “Tidak bisa! Ini adalah hak khusus yang di berikan kepadaku.”

Orang-orang Quraisy itu bersikeras. Akhirnya, mereka sepakat untuk menyelesaikan masalah ini dengan mengadukannya kepada seorang dukun perempuan dari Bani Sa’ad Hudzaim. Dia tinggal di pinggiran Syam. Di perjalanan, mereka kehabisan air, lalu Allah menurunkan hujan kepada Abdul Muthalib, tetapi tidak menurunkan setetes pun kepada mereka. Tahulah mereka kini akan keistimewaan Abdul Muthalib dengan zamzamnya. Mereka pun memutuskan untuk pulang. Saat itu juga Abdul Muthalib bernazar, jika Allah mengaruniai dia 10 anak lelaki, dia akan mengurbankan salah satunya di hadapan Ka’bah. Ini lah asal muasal kenapa di kemudian hari Abdullah ayahanda dari Rasulullah nyaris di kurbankan. Kisah selengkapnya Klik Disini

Serbuan Pasukan Gajah

Dikisahkan, Abrahah ibn Shabah, gubernur jenderal Najasyi Habasyah di Yaman, melihat orang-orang Arab berhaji ke Ka’bah. Dia lalu membangun sebuah gereja besar di Shan’a dan bermaksud memindahkan haji orang Arab ke sana. Rencana itu didengar oleh seseorang kabilah Kinanah. Maka, malam-malam dilumurinya gereja itu dengan kotoran. Mengetahui hal itu, murkalah Abrahah. Dia menggerahkan pasukan besar-besaran mencapai 60 ribu personel menuju ke Ka’bah dengan maksud untuk merobohkannya. Untuk kendaraannya, dia memilih gajah yang paling besar. Di dalam pasukan itu ada 9 atau 13 ekor gajah. Sesampai di daerah Mughammas, dia menyiagakan pasukannya dan bersiap memasuki Ka’bah. Di Wadi Mashar, daerah antara Muzdalifah dan Mina, gajahnya tiba-tiba berlutut tidak mau memasuki Mekah. Tiap kali mereka arahkan ke selatan, utara, timur hewan itu bangkit dan berjalan. Namun, jika mereka arahkan ke Ka’bah, gajah itu berlutut kembali. 

Saat itulah Allah mengirim burung Ababil untuk membinasakan mereka dengan bebatuan neraka. Serangan itu membuat mereka laksana dedaunan dimakan ulat. Burung itu mirip burung wallet. Setiap burung membawa tiga butir batu. Satu batu di paruhnya, dua lainnya di cengkeram di kedua kaki. Siapapun yang terkena lemparan batu itu akan terlepas anggota tubuhnya dan binasa. Namun, tidak semua yang terkena batu itu tewas ditempat. Ada yang sempat tunggang-langgang, lalu tubuhnya rontok dan meninggal di sembarang tempat. Abrahah sendiri jari-jemarinya lepas satu persatu. Setibanya di Shan’a, tubuhnya bagaikan anak burung yang baru menetes, dadanya terbelah, hatinya terburai dan matilah ia. 

Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Muharram. Ada yang mengatakan 50 hari sebelum kelahiran Rasulullah SAW. Ada yang berpendapat 55 hari, dan ini adalah pendapat mayoritas. Waktunya akhir Februari atau awal Maret tahun 571 M.

Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri
Sirah Nabawiyah

No comments:

Post a Comment