Blog ini berisi sirah atau sejarah atau kisah-kisah islam yang mengispirasi, renungang, amalan, serta kesehatan

Thursday 11 January 2018

AGAMA BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM

1. Paganisme Bangsa Arab

Mayoritas bangsa Arab sebelum datangnya Islam mereka menganut agama yang di anut oleh Nabi Ibrahim A.S. Hal ini terjadi  sejak keturunannya berkembang di Mekkah dan menyebar ke seantero jazirah. Mereka semua menyembah Allah, mengesakkan-Nya, dan melaksanakan dengan konsisten syariat-syariat agamaNya hingga waktu yang cukup lama.  Namun seiring waktu  berlalu, mereka mulai melupakan syariat yang diajarkan dari agama ini.

Apalagi setelah kepulangan Amr bin Luhay dari Syam yang membawa sesuatu untuk di sembah. Di sanalah awal mula penyembahan berhala. Disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : 
"Aku melihat Amir ibn Luhay ususnya ditarik di dalam neraka"
Alasannya, karena dialah orang yang pertama kali mengubah agama Ibrahim. Dialah yang mengadakan berhala-berhala. Amir Ibn Luhay (pemimpin kabilah Khuza'ah. Dia gigih menyeru kepada kebaikan, gemar bersedekah, tekun pulan menjalankan perintah agama. Dia di sukai oleh masyarakatnya. Dan mereka tunduk kepadanya dan menyakini bahwa dia termasuk ulama besar dan salah satu wali pilihan Allah.

Suatu ketika dia melakukan perjalanan ke Syam. Di sana dilihatnya penduduk melakukan penyembahan berhala. Diyakininya bahwa hal itu baikdan benar sebab menurutnya Syam adalah tempat diutus para rasul dan tempat turunnya kitab-kitab Allah.

Maka pulanglah dia dengan membawa berhala bernama Hubal. Di taruhnya Hubal di tengah Ka'bah lalu di ajaknya peduduk Mekkah menyekutukan Allah (menyembah berhala). Tidak butuh waktu lama, orang-orang Hijaz juga mengikuti penduduk Mekkah karena mengganggap mereka sebagai penanggungjawab Baitullah dan Tanah Suci.

Di kisahkan Hubal adalah berhala dari batu akik merah. Berbentuk manusia dengan tangan kanan putus. Orang-orang Quraisy mendapatinya sudah dalam keadaan seperti itu lalu mereka menggantikannya dengan tangan baru dari emas. Itulah berhala pertama yang di miliki oleh orang-orang musyrik saat itu, yang paling besar serta paling suci menurut mereka. 

Berhala lain yang paling kuno adalah Manat. Berhala ini milik Bani Hudzail dan Khuza’ah. Dia ditempatkan di Musyallal, di pesisir Laut Merah dekat Qudaid. Musyallal adalah jalan perbukitan yang menurun ke arah Qudaid.

Kemudian ada pula berhala lain yang dinamai Lata dan di tempatkan di Tha’if. Berhala ini milik Bani Tsagif. Lokasinya di sebelah kiri Masjid Tha’if saat ini.

Satu lagi berhala lain bernama Uzza di lembah Nakhlah asy-Syamiyah di atas Dzatu Irqin. Berhala ini milik suku Quraisy, Bani Kinanah, dan sejumlah kabilah lainnya.
Ka'bah Baitullah
Ka'bah Baitullah
Konon Amr ibn Luhay punya pembantu dari kalangan jin. Sang jin memberitahunya bahwa berhala-berhala kaum Nabi Nuh, yakni Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr terkubur di Jeddah. Amr melakukan penelusuran dan penggalian untuk mencari berhala-berhala tersebut. Setelah menemukannya, dibawa keseluruhannya ke Tihamah. Ketika musim haji tiba, berhala-berhala itu di berikannya kepada sejumlah kabilah untuk mereka bawa pulang ke kampong halaman masing-masing. 

Berhala wadd diberikan kepada bani Kalb. Mereka menaruhnya di Jarasy, suatu tempat di Dumatul Jandal yang termasuk wilayah Syam setelah Irak. Berhala Suwa’ berada di tangan Bani Hudail ibn Mudrikah. Mereka menempatkannya di Ruhath, sebuah wilayah Hijaz dari arah pantai dekat Mekkah. Berhala Yaghuts dipegang oleh Bani Ghuthaif dari Bani Murad. Mereka meletakkannya di daerah bernama Hurf di Saba’. Berhala Ya’uq berada di tangan Bani Hamdan yang tinggal di desa Khaiwan, masuk wilayah Yaman. Khaiwan adalah induk dari bani Hamdan. Sedangkan berhala Nars dimiliki oleh kabilah Himyar yang dipegang oleh keluarga Dzil Kula’ di wilayah Himyar.

Berhala-berhala tersebut dibuatkan kuil khusus. Mereka memuliakan kuil-kuil ini seperti memuliakan Ka’bah. Ada juru kunci, tabir penutup khusus, atau kiriman sesaji sebagaimana yang ada di Ka’bah. Padahal, mereka tahu bahwa Ka’bah lebih mulia daripada tempat-tempat itu.

Kabilah-kabilah lain juga menempuh jalan serupa. Mereka membuat berhala yang mereka jadikan Tuhan dan membangun kuil untuk berhala-berhala itu. Di antaranya kuil Dzul Khalashah milik suku Daus, Khats’am dan Bajilah di Yaman, tepatnya di daerah Tabalah, antara Mekkah dan Yaman. Ada pula kuil Fils milik Bani Tha’ dan suku-suku sekitarnya, dibangun di antara bukit Tha’I, Salma, dan Aja’. Kemudian kuil Rayyam yang dibangun di Shan’a, milik ibn Sa’ad ibn Zaid, Manat ibn Tamim. Ada juga kuil Ka’ab milik Bani Bakar dan Taghlab, putra dari Wail dan Iyad, yang dibangun di Sandad.

Bani Daus memiliki berhala lain lain, yaitu Dzul Kaffain. Bani Bakar, Malik dan Mulkan keturunan dari Kinanah punya berhala bernama Saad. Berhala suku Udzrah dinamai Syam. Sementara itu, suku Khaulan memuja berhala bernama Umyanis.

Demikianlah berhala-berhala berikut kuilnya tersebar di seantero Jazirah Arab. Dapat dipastikan, setiap kabilah punya berhala sendiri. Bahkan pada perkembangan selanjutnya, setiap rumah punya berhala, tidak Cuma itu, Masjidil Haram pun penuh dengan bermacam-macam berhala.

Ketika Rasulullah SAW menaklukkah Mekkah, Baitullah dihuni oleh 360 berhala. Beliau menghancurkan berhala-berhala itu sampai berkeping-keping lalu memerintahkan untk mengeluarkan semuanya dari dalam masid dan membakarnya.

Bagian dalam Ka’bah pun tak luput dari berhala dan lukisan. Ada berhala berwajah Ibrahim dan Ismail yang sedang memegang alat pengundi nasib. Sejak pembebsan kota Mekkah, semua berhala disingkirkan dan seluruh lukisan dihapus bersih-bersih.

Manusia saat itu asik dengan kesesatan-kesesatan macam itu. Abu Raja' al-Utharidi mengenang, 
"Suatu saat kami pernah menyembah batu. Ketika menemukan batu yang lebih bagus, kami pun mencampakkan batu pertama dan menggantinya dengan batu kedua yang lebih bagus. Kalau tidak menemukan batu sama sekali, kami membuat gundukan tanah kemudian menggiring kambing-kambing dan memerah susu di atasnya, kemudian kami mengelilinginya"

Singkat kata, kemusyrikan dan paganism merupakan adat dan tradisi paling fenomenal dari agama-agama orang jahiliyah, kendati demikian, mereka merasa masih mengikuti agama Ibrahim.

2. Ritual Ibadah Untuk Berhala

Adapun ritual ibadah terhadap berhala-berhala itu sekedar mengekor ritual ibadah ciptaan Amr ibn Luhay. Mereka menyakini ritual apapun yang diciptakan oleh Amr ibn Luhay sebagai perkara yang baik dan tidak mengubah agama  Ibrahim. Ritual-ritual itu misalnya sebagai berikut :
  1. Mengintari berhala, mohon perlindungan kepadanya tatkala menghadapi kesulitan. Mereka berdoa kepada berhala agar keinginan dan hajat mereka terkabul. Mereka melakukannya dengan keyakinan bahwa berhala-berhala itu bisa menolong di sisi Allah dan mewujudkan apa yang mereka inginkan.
  2. Berjanji dan thawaf mengililingi berhala. Mereka tunduk dan sujud di hadapannya.
  3. Mempersembahkan aneka kurban. Mereka menyembelih ternak kurban di hadapan berhala atau menyembelih ternah atas nama berhala mereka di manapun.
  4. Mempersembahkan sesajian secara khusus berupa makanan, minuman, hasil panen, atau hewan ternak. 
  5. Bernazar untuk mempersembahkan sebagian hasil panen dan ternak mereka kepada berhala.
  6. Di antara unta mereka ada yang disebut bahirah,sa’ibah, washilah dan hami. Menurut Sa’id ibn Musayyab, bahirah adalah unta yang air susunya khusus dipersembahkan kepada berhala. Tidak seorangpun boleh memerahnya. Sementara itu, sa’ibah adalah unta yang di biarkan begitu saja untuk tuhan-tuhan mereka. Unta ini sama sekali tak boleh ditunggangi. Washilah adalah unta betina yang melahirkan anak pertama betina, disusul anak kedua betina pula. Unta itu dibiarkan begitu saja untuk berhala-berhala jika antara anak pertama dengan anak kedua yang sama-sama betina tidak dipisah dengan yang jantan. Hami adalah unta jantan yang mampu membuntingi betinya hingga sepuluh kali. Jika sudah genap sepuluh kali mereka menyerahkannya kepada berhala dan tidak lagi membebani atau menungganginya.

Begitu banyak kesesatan dan kebodohan di kala itu sehingga datanglah Islam sebagai cahaya kehidupan. Menyembah berhala hanyalah satu dari sekian banyak kesesatan dan kebodohan. Belum lagi dengan kasus asusila dan amoral lainya. Maka, jika kita belajar tentang bagaimana kehidupan sebelum datangnya Islam. Sungguh kita akan merasakan dan memahami bahwa "Islam adalah benar-benar agama rahmatan lil'alamin"

- Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah

1 comment:

  1. How to make money from betting on football - Work Tomake Money
    If you're goyangfc having 토토 사이트 problems finding a winning bet online for หาเงินออนไลน์ the day of your septcasino choosing, then there are plenty of 토토 사이트 코드 opportunities available right here.

    ReplyDelete