Blog ini berisi sirah atau sejarah atau kisah-kisah islam yang mengispirasi, renungang, amalan, serta kesehatan

Monday 2 October 2017

Adalah seseorang yang dijuluki Khali’ yaitu seorang pemuda yang suka berbuat kejahatan besar. Pada suatu waktu ia bertemu dengan seorang ‘abid, yakni seorang yang taat beribadah dari kaum Bani Israil. Lalu si khali’ berkata, “Aku adalah seorang pendosa yang suka berbuat kejahatan, sementara orang itu adalah seorang ‘abid, sebaiknya aku duduk disebelahnya, dan Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepadaku dan memaafkan dosaku.”

Kemudian si khali’ duduk disebelah si ‘abid.  “Aku adalah seorang yang taat beribadah, sementara pria ini adalah seorang yang amat suka berbuat kejahatan, pantaskah aku duduk bersebelahan dengannya ?” gumam si ‘abid. Dan tiba-tiba si ‘abid memaki serta menendang si khali’ hingga jatuh tersungkur.

Lalu Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW mengenai peristiwa ini. “Perintahkanlah kepada kedua orang ini yaitu ‘abid dan khali’ untuk memperbanyak amal mereka. Sesungguhnya Aku benar-benar telah mengampuni dosa-dosa khali’ dan menghapus semua amal ibadah ‘abid.”

Dengan demikian semua dosa-dosa yang pernah diperbuat oleh si ahli maksiat menjadi terhapuskan karena ia merasa takut kepada Allah SWT atas semua dosa yang telah dilakukannya, sementara Allah SWT menghapuskan semua amal ibadah yang telah dikerjakan oleh si ahli ibadah karena sifatnya yang sombong dan merasa dirinya lebih mulia dibandingkan si ahli maksiat. 

Mengapa demikian? Karena sesungguhnya ada dosa yang jauh lebih besar dibandingkan berbuat maksiat, yaitu dosanya orang-orang yang merasa kagum pada diri sendiri. Rasulullah SAW bersabda:

"Jika kalian tidak pernah melakukan dosa, niscaya sesungguhnya yang paling ditakutkan pada kalian adalah yang jauh lebih dahsyat yaitu ‘ujub (merasa kagum pada diri sendiri)"
- HR. Imam Ahmad

Jauhi Sifat Ujub dan Riya

Sunday 1 October 2017

Al-Imam Ibunl Qoyyim berkata: Dan diantara malapetaka di balik maksiat kepada Allah adalah dimana maksiat itu dapat MERUSAKKAN AKAL. Akal itu memiliki cahaya, Sedangkan maksiat itu seperti kegelapan yang dapat memadamkannya dan itu pasti terjadi. Dan tatkala cahaya tersebut padam, maka mulailah akalnya melemah dan kurang!!.

Sebagian Ulama Salaf berkata:
"Tidaklah seorang itu suka bermaksiat kepada Allah melainkan karena akal sehatnya telah hilang!".

Yang demikian sangatlah jelas. karna jika dia memiliki akal pasti akalnya akan mencegahnya dari bermaksiat kepada Allah.

Hidup setiap makhluk dalam genggaman Allah dan di bawah kekuasaanya. Allah yang senantiasa melihatnya, ia berada di bumi Allah dan Malaikat-Malaikatnya juga menyaksikan akan perbuatannya.

 Al-qur'an melarangnya, demikian pula kematian dan apakah ia tidak takut dengan api neraka!!?. 

Terluput nya kebaikan dunia dan akhirat darinya di karenakan maksiat, itu jauh lebih besar (lebih merugikan) daripada kelezatan dan kegembiraan yang ia peroleh dari sebuah maksiat yang dia lakukan.

 Maka mungkinkah orang yang berakal itu, akan melakukan maksiat sedangkan ia tahu maksiat itu dapat menghinakan dirinya,dan mengorbankan kebaikan dunia dan akhiratnya..??!!

Dan mungkinkah seorang yang berakal itu akan menganggap kecil hal ini??!!. Renungkanlah

Sumber:
[kitab:Al-jawabul kaafi, karya Ibnul Qoyyim] 

Rusak Akal Karena Maksiat